MARAPI MAIMBAU
(The Call of Marapi)
Dia adalah Marapi, bukan Merapi.
Marapi merupakan salah satu gunung berapi aktif yang tegak menjaga tanah
Andalas tepatnya di daerah yang meliputi
kabupaten Agam-Tanah Data, provinsi Sumatera Barat sedangkan Merapi adalah
penjaganya tanah Jawa yang menjulang di Yogyakarta. Namun orang lebih mudah
mengenal Marapi sebagai salah satu gunung yang terpancang di kota Bukittinggi,
karena memang dari pusat kota Bukittinggi kita dapat mengagumi gunung ini dari
kaki hingga puncaknya. Untuk mencapai gunung Marapi pun dari pusat kota
Bukittinggi cukup menempuh waktu perjalanan sekitar 20 menit dengan kendaraan
bermotor atau menaiki kendaraan umum (angkot).
Dari pusat kota Bukittinggi, tepatnya jika kita berdiri di seputaran Jam
Gadang, kita tidak akan hentinya mengagumi
gagahnya Gunung Marapi dan Singgalang bergandengan menjaga kota
Bukittinggi, tanah Minang. Sepanjang perjalanan dari kota Padang Panjang ke Bukittinggi kita tak akan hentinya mengarahkan pandangan ke Sang Marapi.
Menatap Marapi dari kejauhan,
mengagumi betapa agungnya Sang Pencipta yang telah menancapkannya di bumi
Minang ini, semakin kita menatapnya, akan dirasakanlah tarikan magnet pesona
Marapi maimbau (memanggil), memanggil kita untuk mengenalnya lebih dekat,
mengunjunginya, menapaki tanahnya, menaklukkannya, menjaganya, dan kembali lagi
ke dekapannya. Entah apa yang namanya, seolah kita adalah orang yang dibuat
jatuh cinta dan rindu untuk melihat dan menemuinya kembali. Sekali menatap
puncak Marapi seolah menantang kita untuk menaklukkanya lalu jatuh cintalah,
rasakan panggilan Marapi untuk kembali menemuinya.
Marapi menyambut siapa saja yang
ingin mengunjunginya. Hampir setiap hari ada saja para pedaki yang datang
mengunjunginya dan berusaha menaklukkan
puncaknya, dengan puncak tertinggi “Marpati”, 2176 mdpl. Melalui pendakian yang
start dari Koto Baru, Marapi membuka tangannya dan menyambut siapa saja yang
datang untuk menjajaki tanah dan hutannya. Rute pendakian dari Koto Baru ini
merupakan rute yang sering dan ramai dilalui oleh para pendaki gunung sehingga
jalur ini juga bisa menjadi permulaan bagi siapa saja yang baru mencoba
pendakian gunung. Setiap minggunya Marapi menjadi tujuan pendakian berbagai
pelajar, pecinta alam, siapa saja yang hendak menikmati liburannya dengan
mendaki gunung atau hanya sekedar mendirikan tenda berkemah di pinggang gunung
Marapi. Di musim liburan, apalagi saat menjelang tahun baru dan hari
kemerdekaan RI, tenda para pendaki akan berjejeran disepanjang jalur pendakian
Koto Baru ini, mulai dari pintu masuk
pendakian sampai cadas puncak gunung.
Menapak di puncak Marapi, pertama
kita menyapukan pandangan dari kiri ke kanan, terhamparlah lapangan pasir yang
luas, seakan membuat kita untuk segera melemparkan bola dan berlarian mengiring
bola bak pemain lapangan hijau, atau segera mengulur tali menaikkan layangan
menikmati lenggak lenggok sang layangan di langit Marapi. Melemparkan pandangan
ke arah matahari terbit, puncak tertingginya “Marpati” menarik langkah kita
untuk tidak membuang waktu agar segera menapak di atas tanahnya. Menyeberangi
lapangan pasir, kita pun berada di bibir kawahnya. Tampak kawah gunung yang lebar,
curam, dan dalam; terdengar suara gemuruh dapur magma sang gunung yang terkadang
mengepulkan asap belerang. Berdiri di puncak tertinggi Marpati, menikmati
terbitnya matahari dari ufuk barat, menyapukan pandangan, tampak bentangan danau
Singkarak dan gagahnya gunung Singgalang berdiri tegak, mengintip gunung
Tandikek di balik Singgalang, memacu adrenalin untuk pula menguak kemisteriusan
dibalik dua gunung tersebut. Terus melangkah menuruni puncak tertinggi Marpatinya,
menantang matahari, beberapa kawah
dengan ukuran yang lebih kecil dari kawah besar sebelumnya tampak mengepulkan
asap belerangnya pula. Satu-satu kita dapat menemukan edelweiss tumbuh, terus
melandai berjalan menuju taman yang dipenuhi tumbuhan bunga abadi. Menyeruput
kopi hangat di tengah hembusan angin gunung dan terpaan sinar matahari pagi
melengkapi kedekatan kita dengan Marapi.
Wajah Marapi yang cerah dan menarik
hati, jauh di dalamnya menyimpan misteri yang seakan tidak untuk ditapaki
sembarangan. Namun mendekatlah dan datanglah.